Rabu, 25 Juli 2012

Blok Timur dan Blok Barat


NATO atau North Atlantic Treaty Organization (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) adalah sebuah persekutuan militer di antara negara-negara Blok Barat. Sejarah berdirinya persekutuan ini sangat berkaitan erat dengan situasi Perang Dingin. Oleh karena itu, ada baiknya kita memahami sekilas Perang Dingin sebelum menelusuri sejarah NATO itu sendiri.

Sebagaimana yang kita pelajari di buku-buku sejarah, pasca Perang Dunia II, lahir dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Keduanya terlibat ketegangan dan konflik karena berbeda secara ideologis.

Masing-masing negara adikuasa tersebut membuat blok yang terdiri atas negara-negara yang mendukungnya. Amerika Serikat membuat Blok Barat, sedangkan Uni Sovyet membuat Blok Timur. Ketegangan dan konflik antara kedua blok inilah yang disebut Perang Dingin.

Negara-negara Eropa sendiri terbelah ke dalam dua blok besar ini. Negara-negara Eropa Barat bergabung ke blok Barat. Sementara itu, Eropa Timur dirangkul oleh blok Timur.

Anggota pendiri (1949)
Amerika Serikat
Belanda
Belgia
Britania Raya
Denmark
Islandia
Italia
Kanada
Luksemburg
Norwegia
Perancis
Portugal

Perang Antar-Blok

Negara-negara Blok Barat, yang dikomandani oleh Amerika Serikat lantas bersatu secara militer untuk menghadang kekuatan Blok Timur. Maka, pada 4 April 1949, 12 negara blok Barat berkumpul di Brussel, ibukota Belgia, untuk menandatangani pembentukan persekutuan militer yang kita kenal dengan nama NATO.

Negara deklarator NATO itu adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada, Belanda, Luksemburg, Denmark, Islandia, Italia, Norwegia, Portugis, dan tentu saja tuan rumah Belgia.

Bagi blok Barat, NATO adalah lembaga pertahanan bersama. Artinya, serangan terhadap sebuah negara blok Barat akan dianggap serangan terhadap seluruh Blok Barat.

Oleh karenanya, jika kasus seperti itu terjadi, misalnya jika Blok Timur menyerang sebuah negara di Eropa Barat, maka NATO akan turun tangan sebagai pembela anggotanya.

Blok Timur sendiri, yang dikomandani oleh Uni Soviet (Rusia, sekarang) yang berhaluan komunis, juga mendirikan pakta pertahanan tandingan. Pada 1955, negara-negara Blok Timur mendirikan Pakta Warsawa untuk menandingi NATO. Pada kenyataannya, konflik militer langsung antara kedua blok selama Perang Dingin tidak pernah terjadi.

Dalam perkembangannya, negara-negara lain menyusul bergabung dengan NATO. Pada masa Perang Dingin, Yunani, Turki, Jerman, dan Spanyol bergabung ke dalamnya. Pasca Perang Dingin, jumlah negara yang bergabung lebih banyak lagi.

Negara-negara yang bergabung pada masa Perang Dingin
Yunani (1952)
Turki (1952)
Jerman (1955 sebagai Jerman Barat)
Spanyol (1982)




NATO Berlanjut Pasca Perang Dingin

Pada 1990-an, Uni Soviet runtuh, menandai hancurnya Blok Timur dan sekaligus berakhirnya Perang Dingin. Konsekuensinya, tugas NATO seharusnya berakhir.

Namun, Amerika Serikat sebagai pemimpin negara-negara Barat terus mempertahankan NATO. Apalagi, negara-negara Blok Timur pada akhirnya bergabung dengan NATO. Maka, NATO membuat dominasi Amerika Serikat kian terasa atas negara-negara Eropa. Meskipun, Eropa sendiri terus menggugat agar peran Amerika Serikat dibatasi.

Oleh karena itu, pada 1990-an hingga 2000-an, peran NATO masih terasa dalam perpolitikan internasional. NATO, misalnya, turun tangan saat penjatuhan sanksi atas Irak pada masa pemerintahan Presiden Saddam Hussein pada 1990-an. Pada 2001, pasukan NATO di bawah pimpinan Amerika terjun dalam perang di Afghanistan.

Negara-negara mantan anggota Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin
Jerman Timur (1990)
Ceko (1999)
Polandia (1999)
Hungaria (1999)
Bulgaria (2004)
Estonia (2004)
Latvia (2004)
Lituania (2004)
Rumania (2004)
Slowakia (2004)
Slovenia (2004)
Albania (1 April 2009)
Kroasia (1 April 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar